In Memoriam Poerwoto Hadi Poernomo alias Mas Poeng

In Memoriam Poerwoto Hadi Poernomo
Mas Poeng saat wawancara di Palembang
Ribuan Pelayat Lepas Guru Besar PPS Betako Merpati Putih

Editor : Danar Widiyanto | Kamis, 29 Mei 2014 | 21:51 WIB

KOKAP (KRjogja.com) - Ribuan pelayat menghadiri prosesi pemakaman jenazah guru besar Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih (MP) Poerwoto Hadi Poernomo alias mas Poeng di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bulu, Pedukuhan Ngulakan Desa Hargorejo Kecamatan Kokap, Kamis (29/5/2014). Mas Poeng meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Ghuangzou, Cina pada Jumat (23/5/2014) lalu.

Selain dihadiri seribuan anggota MP dari seluruh dunia, proses pemakaman juga diikuti sejumlah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopasus) dan masyarakat umum. Almarhum dimakamkan dengan upacara perguruan MP. Seluruh anggota MP memberi penghormatan terakhir kepada jenazahnya.

Ketua Umum PPS Betako Merpati Putih, Taufan Eko Nugroho menjelaskan, mas Poeng meninggal pada usia 70 tahun, setelah menderita penyakit komplikasi kanker paru-paru dan gagal ginjal. Sebelum mendapat perawatan intensif selama empat hari di rumah sakit di Ghuangzou, Cina, almarhum sempat dirawat di RS Dharmais Jakarta. Begitu tiba di rumah duka Pedukuhan Ngulakan jenazah almarhum disambut seribuan pelayat termasuk para pesilat MP yang ikut mensalatkan jenazah almarhum.

"Bangsa Indonesia terutama keluarga besar MP dan dunia pencak silat sangat kehilangan. Beliau, bapak sekaligus teman kami dan pejuang bangsa yang sangat humoris tapi tegas," jelasnya.

Mas Poeng merupakan putra pertama dari 12 bersaudara pasangan Saring Hadi Poernomo dan Sainah. Bersama adiknya Budi Santoso Hadi Poernomo mendirikan PPS Merpati Putih. Dalam perjalanannya perguruan tersebut mengalami perkembangan pesat hingga memiliki 11 Pengurus Daerah dan 93 cabang.

Bahkan ada 9 cabang di luar negeri seperti di Jepang, Australia, Belanda Perancis, Malaysia Filiphina, sampai di Afrika. Merpati putih juga memiliki cabang khusus di Marinir, Kopassus, Paskhas, Brimob, Kostrad dan juga BAIS. Selama berkiprah dalam dunia pencak silat, Mas Poeng mengajarkan ilmu getaran, power, peningkatan tunanetra yang sudah diteliti secara ilmiah di Belanda. Bahkan almarhum juga mengajarkan pelatihan untuk deteksi gula darah (diabetes) sampai membina atlet-atlet nasional seperti Elyas Pical, Lince Manurung dan juga atlet PSSI.

Mas Poeng lahir di Yogyakarta 1 Desember 1964. Dari pernikahnnya dengan Siti Haryanti, dikaruniai tiga anak dan empat cucu. Putra ketiganya Amos Priono Tri Nugroho bersama putra Budi Poernomo yakni Nehemiya Budi Setiawan atau mas Hemi merupakan pewaris sah ilmu PPS MP. “Beliau telah membuat pencak silat sebagai seni bela diri tradisional mendunia. Kami akan mengembangkan Merapi Putih sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat dan negara,” jelasnya.

Amos Priono mengatakan jenasah almarhum dimakamkan di samping kanan adiknya yang juga guru besar Merapi Putih Budi Poernomo. “Sebelum ke Cina Bapak telah berpesan, kalau meninggal minta dimakamkan di samping makam adiknya (Budi Santoso-Red.),” jelasnya. (Rul)

Baca juga In Memoriam BUDI SANTOSO alias Mas Budi

Comments